لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ و؎الضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
يَسْئَلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَ قُلْ مَآأَنفَقْتُم مِّن خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَاْلأَقْرِبِينَ وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنَ السَّبِيلِ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللهَ بِهِ عَلِيمُُ
“Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkah-kan. Jawablah, ‘Apa saja harta yang kamu nafkahkan, hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.’ Dan kebaikan apa saja yang kamu buat, maka sesungguh-nya Allah Maha Mengetahuinya.” (Al-Baqarah: 215).
Bulan Muharram merupakan bulan keberkahan dan rahmat karena bermula dari bulan inilah berlakunya sagala kejadian alam ini, Bulan Muharram juga merupakan bulan yang penuh sejarah, dimana banyak peristiwa yang menunjukkan kekuasaan dan kasih sayang Allah kepada makhluknya.
Pada bulan ini juga, Allah menganugerahkan mu'jizat kepada Nabinya sebagai penghormatan kepada mereka dan juga limpahan karunianya yang terbesar yaitu ampunan dan kerendahan bagi hambanya. Sebagai tanda kesyukuran kepadanya, maka hamba-hambanya mempersembahkan ibadah mereka (antara mereka dengan Allah) sebagai hadiah kepada Allah, namun dengan itu, masih belum bisa dikatakan dapat membalas karunia Allah yang sungguh bernilai yang tidak bisa dihitung nilainya.
Selain keutamaan demi keutamaan yang telah disebutkan diatas, dalam bulan muharram sebagian orang masyarakat lazim dan mengenal istilah bulannya anak Yatim, yaitu menyelenggarakan sebuah acara dimana mereka memberikan santunan kepada anak Yatim di hari yang telah ditentukan dalam setiap tahun baru Muharram, yaitu antara tanggal 9 dan 10 Muharram setiap tahunnya diwajibkan untuk memuliakan anak Yatim, menanggung kehidupannya, menyanyanginya dan segala amal kebaikan. Bagi menyenangi anak Yatim maka ia akan mendapatakan ganjaran seperti dalam Hadist sebagaimana yang di riwayatkan oleh Imam Bukhari dari jalan Abu Hurairah, dimana Rasulullah saw mengatakan : “Orang yang menanggung anak Yatim, baik anak Yatim itu ada hubungan family maupun tidak, maka saya (nabi Muhammad) dan orang-orang yang menanggungnya seperti dua jari ini di dalam surga.
Malik ibnu Anas perawi Hadis itu mengatakan, Rasulullah memberi Isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah, Terhadap anak Yatim pula. Kita sebagai muslim dilarang menghardiknya (Qs. Ad-dhuha: ) dan dalil-dalilnya yang kaitannya dengan mu'amalah terhadap anak Yatim.
Bulan Muharram sering disebut sebagai bulannya anak yatim, atau lebaranya anak yatim. Ini berdasarkan keterangan dari Rasulullah SAW yang menyatakan siapa saja yang mengusap kepala anak yatim dengan tangannya di hari Asura (tanggal 10 Muharam) maka Allah akan mengangkat derajat orang tersebut, satu rambut satu derajat kemuliaan
Namun tentunya tidak hanya sebatas mengusap kepala atau rambut anak yatim saja selesai tapi dibalik anjuran atau perintah tersebut. Karena Rasulullah menyatakan, saya beserta orang yang memelihara, atau menanggung kebutuhan anak yatim besok di surga seperti dua deriji (jari). Hadist ini menunjukan saking dekatnya antara beliau dengan orang yang memelihara atau menanggung anak yatim. Kata memelihara atau menanggung kebutuhan anak yatim, ini yang menjadi inti sari dari hadist diatas.
Sikap dan perilaku orang yang mengabaikan anak yatim, bahkan dikutuk Allah sebagai pendusta agama. Dalam QS Al-Maun ditegaskan perihal orang yang dianggap dusta agamanya, dusta syahadatnya, dusta shalatnya, dusta puasanya, dusta zakat dan dusta segala ibadahnya, jika mereka tidak mau menyantuni anak yatim serta memberi makan orang miskin,” tegasnya.
Sayang, kalau kita harus menyia-nyiakan potensi ibadah yang kita lakukan kalau kita tidak pernah tergerak untuk memperhatikan nasib anak-anak yatim, terutama mereka yang masih dalam usia wajib belajar, karena kebutuhanya sangat besar. Itulah sebabnya Allah menempatkan anak yatim dalam posisi yang sangat penting untuk dibantu dan diperhatikan nasibnya
DOKUMENTASI SANTUNAN ANAK YATIM MASYARAKAT DAN REMAJA MASJID
PONDOK PESANTREN AL ITTICHAD TAHUN 2011
0 comments:
Post a Comment
Speak Your Mind
Tell us what you're thinking...
and oh, if you want a pic to show with your comment, go get a gravatar!